Mentawaiku dulu adalah surga peselancar

Mungkin Bali lebih terkenal bagi para wisatawan asing maupun domestik, namun bagi para peselancar mereka tahu mana ombak yang menantang. Mentawai dan Nias merupakan favorit bagi para peselancar karena ombaknya yang eksotis. Di Mentawai, selancar biasanya dilakukan di Pulau Nyangnyang, Karang Majat, Masilok, Botik, dan Mainuk. Puncak kunjungan wisatawan ada di bulan Juli dan Agustus. Saat itu ketinggian ombak di Mentawai mencapai 7 meter.
Selain itu, Pulau Siberut yang ada di Mentawai menjadi salah satu cagar biosfer oleh UNESCO sehingga keberadaannya harus dilindungi dan dijauhkan dari eksploitasi. Keeksotisan Siberut ditambah adanya empat primata endemik Mentawai, yaitu simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), bilou atau siamang kerdil (Hylobates klosii), joja atau lutung mentawai (Presbytis potenziani), dan beruk mentawai (Macaca pagensis).

Namun Mentawai kini sedang sedih, pada tanggal 25 Oktober 2010 pukul 9.42 pm, sebuah gempa dengan kekuatan 7,2 SR telah mengguncang Mentawai. Gempa bumi 7,2 SR itu, menyebabkan terjadinya tsunami setinggi 3 meter di Pulau Pagai. Gempa dan tsunami itu seakan meratakan pesisir pantai di Mentawai.

Korban gempa dan tsunami di Mentawai tercatat lebih dari 400 orang yang meninggal dunia. Tim evakuasi kesulitan melakukan evakuai korban dan mendistribusikan bantuan dikarenakan susahnya medan. Beberapa jalur pendistribusian bantuan sudah dilakukan lewat jalan darat, udara maupun laut, katanya pendistribusian yang mungkin melewati laut menggunakan kapal KRI. Sayangnya kapal KRI tidak dapat merapat dikarenakan laut di pesisir pantai Mentawai berair dangkal disebabkan banyaknya batu karang. Sehingga untuk pendistribusian bantuan dilakukan dengan cara estafet yaitu dari kapal KRI kemudian diangkut dengan perahu speedboat.
Semoga saudara-saudara kita disana diberi ketabahan, semoga dengan tulisan ini banyak orang yang tahu bahwa saudara-saudara kita di Mentawai membutuhkan bantuan.

>>> Mohon maaf saya lupa up yang ini.
:puppyeyes::sorry:

0 comments:

Post a Comment