Saya menulis demikian karena saya merasa prihatin dengan banyaknya nasib pasien (di Indonesia tercinta) yang berakhir dengan tanda (?), karena ketidakberdayaan mereka untuk mencari tahu (menuntut/mengajukkan kepengadilan) kasus yang dialami mereka. Alasan apalagi kalau bukan kondisi ekonomi. Karena kondisi ekonomi mereka yang tergolong tidak mampu itulah yang menjadikan mereka tutup mulut ataupun pasrah terhadap vonis dan segala sesuatu yang menyangkut keputusan dokiter.
Kita sebut saja seorang dokter kandungan dengan nama dr.Z di kota SR (demi damai dan saya tidak mau menjadi Prita yang kedua maka saya memilih untuk idak menyebut nama dan lokasi yang sebenarnya).
Saya mengangkat profesi dokter dengan spesialisasi kandungan karena semakin banyaknya proses melahirankan yang tidak alamai yaitu melahirkan dengan jalan pembedahan (operasi sesar). Kemudian timbul pertanyaan dikalangan public,
“Apakah benar diperlukkan operasi sesar untuk menyelamatkan sang ibu dan bayi atau demi uang?”
Ironis bukan? Tapi itulah isu yang sudah umum ditelinga public, tapi tentunya masih menjadi rahasia dokter. Mengingat dan bila diperhitungkan, ketika dokter menangani sebuah proses kelahiran melalui proses alami tentunya akan memakan waktu yang lumayan lama dan duitnya sedikit bila dibandingkan dengan jalan pembedahan, yaitu tak perlu menunggu lama agar sang bayi keluar dan tentunya duit pun segera dikantong. Berapa lama sih operasi sesar, 2 jam, 1jam, 30 menit, yang tahu pasti tentunya dokter dan biayanya minimal Rp. 5 juta, wow….memang terdengar jumlah yang kecil kalau untuk orang kaya, tapi tunggu. Mang yang melahirkan orang kaya saja? Jumlah itu adalah jumlah yang besar untuk kalangan menengah kebawah, termasuk saya. J. Dan tentunya tak sedikit ibu-ibu yang telah menjalankan operasi sesar tapi tak berhasil, jadi harus operasi lagi, hi…serem. Dan lagi bila terjadi kesalahan dan kebanyakan kesalahan dokter, hi…serem banget….
Sebagai contoh Ny.Y dia ketika memutuskan untuk hamil, dia memilih dr.Z sebagai dokter kepercayaannya. Segala saran dokter dr.Z telah dilakukan oleh Ny.Y katanya agar persalinannya nanti normal. Dari mulai senam hamil, USG, control kandungan dan tetek-bengeknya hanya dengan rujukan dari dr.Z dan katanya kandungan tidak ada masalah baik ibu maupun janin dalam kondisi baik dan sehat + normal. Dan ketika kelahiran tiba, prosesnya pun ditangani oleh dr.Z. Tapi…, kenapa ketika proses kelahiran terjadi, dr.Z memutuskan dilakukan operasi sesar? Keluarga pasienpun setuju-setuju saja karena tak tahu dan tak mengerti sesungguhnya dengan apa yang terjadi. Setelah operasi berhasil dan bayi telah keluar dengan selamat, beberapa hari kemudian sang ibu pun harus dioperasi karena terjadi pendarahan dan katanya kulit arinya masih ada yang tertinggal. Trus, setelah 1 bulan ketika ibu sudah dirumah dalam keadaan lemah-lunglai dan ternyata pendarahan lagi dan tragisnya hampir meninggal. Tentunya dibawa kerumah sakit lagi untuk operasi, kali ini alasannya karena pembuluh darah tertusuk jarum jahit operasi.
Wow…Kesalahan siapa hal tersebut? Pasien?
Hah…ya..dokterlah…
Pasti semua orang yang normal akan menjawab begitu. Dokter pun bilang, baru kali ini saya mengalami yang demikian itu.
Tapi ada masalah yang lebih buruk lagi, yaitu sang ibu harus merelakan rahimnya harus diangkat demi menyelamatkan nyawanya. Dokter….enak sekali kau bilang begitu. Dan tau kah anda siapa yang bertanggung jawab (tentunya biaya operasi) ya…tentunya pasien. Dan hal itu pasti bisa dintuntut kepengadilan namun sang ibu memilih diam karena mengingat tidak adanya biaya lagi untuk memperpanjang kasusnya. “Nggak ada gunanya melawan, dokter adalah orang yang punya duit sedang kita orang miskin lebih baik diam.” L’
Cerita diatas bukan rekayasa, tetapi fakta. Dan itu baru satu contoh mengenai proses kelahiran sesar yang katanya aman justru membahayakan nasib ibu, tentunya masih banyak lagi cerita-cerita yang mengerikan seperti diatas.
Saya menulis ini bukan untuk menakut-nakuti para ibu yang hendak melahirkan, tetapi saya memohon agar dokter-dokter (semua dokter) setiap mengambil keputusan iu dengan hati nurani dan dipikirkan serta mengingat kondisi pasien. Maaf bila telah menyinggung anda-anda yang berprofesi sebagai seorang dokter, makanya bertanggung jawablah pak,bu dokter nyawa manusia bukan mainan dan ingat semua akan diperhitungkan..
NB:
- (just share ajah)Bingung masuk kategori apaan nih?
- Demi kehidupan yang lebih baik....PEACE.......
Source Picture :
kabarindonesia
1 comments:
salam sahabat
wah jadi merasa terharu dengan perjuangan para dokter semangat dan good luck
Post a Comment