Cabe menjadi barang mewah sekarang

Fenomena yang heboh dan juga terdengar lucu yang terjadi saat ini di Indonesia tercinta yaitu fenomena harga cabe yang harganya melambung selangit. Mahalnya harga cabai sampai membuat mereka mengatakan bahwa membeli cabe seakan membeli emas. Padahal mayoritas orang Indonesia menyukai masakan pedas. (Tapi saya tidak tergolong pecinta masakan pedas). Menurut berita yang saya baca dibeberapa koran dan saya lihat di TV, bahwa harga cabe sudah tembus Rp 250.000 tiap 1 kg di Kota Baru, Borneo. Hahaha.. bayangkan saja harga 1 gram emas saat ini sekitar Rp 200.000, sedang harga cabe 1 kg Rp 250.000. Karena harga cabe yang melambung tinggi tersebut banyak yang mengatakan bahwa cabai sudah menjadi barang mewah di Borneo, karena harga cabai semahal emas.
Mahalnya harga cabai tersebut tentu meresahkan para pecinta masakan pedas, karena cabe 1 kg seakan tak ada artinya, tapi untuk membeli cabe 1 kg sudah mengosongkan dompet sekarang. Padahal bagi pencinta makanan pedas, rasa pedas seakan candu sehingga kalau tidak pedas masakan itu tidak enak. Dan lucunya lagi, ada isu untuk mengatasi harga cabai yang sangat mahal tersebut, presiden akan mengimpor cabai dari luar negeri. Ide untuk impor cabai dari luar negeri memang terdengar sangat konyol, kita punya lahan pertanian yang luas tapi untuk cabe kita harus mengimpor.
Bagi pemilik lahan cabai sekarang bisa tersenyum, karena cabainya mahal. Tapi bagi para pecinta masakan pedas tentu harga cabai yang mahal membuat kepala pusing. Ehm... kenapa nggak menanam cabai sendiri dirumah? Kalau alasan nggak ada lahan, kan bisa menanam di pot. Padahal menanam cabai di Indonesia itu mudah karena tanahnya subur.
Kenapa banyak orang yang menyukai makanan pedas, tentu karena lidah orang Indonesia menyukai rasa dan sensasi terbakar dari memakan masakan pedas. Namun bagi saya, sedikit pedas saja sudah cukup, karena kalau terlalu pedas juga tidak baik untuk kesehatan saluran pencernaan.

1 comments:

Artikel Komputer said...

Kemahalan harga cabe sudah tembus Rp 250.000 tiap 1 kg di Kota Baru, Borneo.

Post a Comment