Pengalaman nonton sinetron

Tuh kan saya nepati janji dari post sebelumnya tentang Tidak setia dengan template, nah dalam paragraf terakhir aku kan bilang kalau mau nonton sinetron. Hehehe... sebenernya aku bukan penggemar sinetron, dan itu cuma bercanda aja. Tapi yang ini benar dari ungkapan hati saya yang terdalam buat pecinta dan pembuat sinetron di Indonesia, saya akan menceritakan pengalaman saya nonton sinetron (Indonesian Drama).

Sebelumnya bagi pihak-pihak tertentu jangan tersinggung yah, saya tahu membuat sinetron itu tidak mudah karena saya tahu bahwa setiap orang punya selera sendiri-sendiri dalam menilai sebuah hiburan. Dan saya tahu bahwa setiap orang adalah actor terbaik dalam hidupnya karena sang Sutradara adalah Tuhan Yang Maha Esa (Allah). Produsernya siapa? Malaikat, Nabi dan Syaiton (parai oposisi). Kok bisa? Silahkan cari sendiri jawabanya saya nggak berniat untuk cerita tentang sekenario Allah (berat saudara-saudara), kalau nggak dibatasi nanti akan ngalor-ngidul, maka dibuatlah batasan masalah yaitu pengalaman nonton sinetron. Lol.
Saya lupa kapan hari, tanggal dan jam tepatnya saya nonton sinetron yang membuat saya merasa punya pengalaman ini. Hahaha, maklum saya jarang sekali nonton sinetron giliran saya pas main ke kos temen saya, saya disuguhi hiburan yang asing buat saya yaitu sekali lagi sinetron. Apa sih yang menarik dari sinetron sehingga saya merasa terkesan? Oh My GOD...jelas sinetron made in Indonesia, maafkan saya, saya tidak cinta dengan produk Indonesia tercinta yang satu ini. Bagi saya sinetron adalah produl gagal alias cacat untuk sebuah industri hiburan Indonesia. Maafkan saya, saya lebih cinta opera sabun dari tetangga seperti K-Drama or J-Drama, karena drama mereka lebih natural nggak kaya Indonesia punya.
Sinetron Indonesia harusnya harus berubah, harusnya tidak mengajari para pecinta sinetron untuk hidup konsumtif, mjungkin kalian merasa bangga dengan rating yang tinggi tapi kalian tahu nggak yang nonton sinetrom rata-rata kurang dapat menyaring mana + and - dari acara yang mereka tonton. Dan hasilnya adalah ABG-ABG labil yang tahunya kalau hidup ini harus enak dan semua keinginan harus dipenuhi, harus mengikuti trend dan sebagainya. Itu komentar efek dari sinetron, sekarang adalah pengambilan shutnya sinetron.
Halo...yang namanya film atau drama itu adalah hiburan, jangan membuat penontonnya jantungan. Masak penonton diajak tegang melulu atau ceritanya klimaks melulu (biasanya bikin kita terbawa suasana), okelah bikin kita konsen nonton sinetron, tapi apakah pikiran kita nggak capek? Dan lagi, wa capek banget nonton sinetron bentar aja, kenapa? Terlalu banyak close up muka pemainnya, bener nggak? Cerita sinetron juga monoton, nggak creative, kita bandingkan dengan K-Drama misalnya. K-Drama biasanya mengambil tema dari hal-hal kecil, misalnya penjual kue, penjual mie, dan nggak tiba-tiba aslinya anaknya ini itulah yang aslinya kaya, oh....MY GOD apakah semua anak Indonesia adalah anak buangan? Trus kalau orang kaya itu ada alasannya dia bisnis apa, tapi nih sinetron rat-rata nggak jelas kerjanya apa eh..tau2 rumahnya istana yang wuih...bikin ngiler deh. Selain itu rumahnya sering kali tidak sesuai realita, masak guru SMP aja rumahnya bak rumah milyader, bener nggak? Dan sebagainya, capek deh kalau sebutin semuanya, pokoknya sinetron Indonesia cacat.
Saya mencari dukungan tentang betapa buruknya wajah sinetron di Indonesia, eh..malah ada funs page "Anti Sinetron Indonesia" di facebook, wahahaha...horeee ada pendukung. Yah..kesimpulan, hi Indonesian, bangsa Indonesia jangan mau diperbodoh oleh sinetron, sinetron harusnya itu mengambil dari kehidupan nyata, bukan hidup kalian yang seperti sinetron, karena sinetron itu fake, makanya fiksi tapi ya jangan kebangetan lah kalau fake. Ah..capek ngomongin sinetron yang endingnya tidak terprediksi alias..bersambung..oh bersambung, ah... mending wa mandi dulu ya...hahaha. Bye...to be continue.
upil source picnya dari fans page anti sinetron di facebook, silahkan lacak sendiri URLnya. Wa suka design logonya. see u next time...

0 comments:

Post a Comment